Sebuah BMW berlapis emas dipamerkan di Auto Salon yang bertempat di Gold Coast Convention and Exhibition Centre. Dimiliki oleh Mohammed dan Bakr Ibrahim, BMW Goldie Horn memamerkan bagasi, bagian bawah mobil, roda, kursi pengemudi dan roda kemudi yang dilapisi emas 23 karat!

Lebih dari 1 juta dollar(9 milyar rupiah lebih) diinvestasikan untuk melapisi kendaraan ini dengan emas. Ben Tubridy, yang mengelola bengkel modifikasi Ibrahim bersaudara di Queen Street, mengatakan mobil berlapis emas ini mampu menempuh jarak 1/4 mil dalam waktu di bawah 7,2 detik dengan kecepatan 196 mph.

BMW berlapis emas ini ditenagai oleh mesin custom-built quad rotor dari Mazda yang mampu melontarkan tenaga 2.000 hp. Mobil ini merupakan perpaduan antara mobil pertunjukan dan mobil drag.


kaskus.us

Fixie, Racun Baru Yang Seksi


Setelah sepeda lipat, dunia persepedaan kini dihinggapi virus fixie (fixed gear). Mengikuti jejak gerakan kembali ke alam, fixie pun mengajak pesepeda untuk kembali ke awal mula sepeda. Sederhana dan minimalis.
INTISARI/IbasBentuknya yang minimalis dan warna ngejreng membuatnya tampak seksi. Tak ada lilitan kabel berjubel layaknya sepeda masa kini. Kalaupun ada kabel, itu hanya untuk rem depan. Begitu juga dengan gir di depan atau belakang cuma ada satu lingkaran. Lalu, bagaimana menghentikan laju sepeda ini jika tidak ada rem? Karena girnya dibuat mati (fixed) yang berarti pedal berputar mengikuti putaran as roda belakang, maka untuk menghentikan laju sepeda ini cukup dengan memutar pedal ke belakang.
Bentuk gir yang mati itulah yang membedakan fixie dengan sepeda pada umumnya. Bahkan dengan sepeda satu kecepatan atau single speed yang secara fisik mirip. Ada yang mengacaukan antara single speed dengan fixie. Fixie bisa masuk kelompok sepeda single speed, tapi sepeda single speed belum tentu sepeda fixie. Begitupun fixie belum tentu single speed. Soalnya ada juga fixie yang multi speed menggunakan internal hub (Intisari Maret 2010).
Memang, kebanyakan fixie adalah single speed. Bingung? Jika Anda jeli saat bersepeda di “Hari Bebas Kendaraan” di Jakarta atau kota-kota lain, jenis sepeda seperti ini mulai banyak bermunculan. Di Jakarta sendiri saat “Hari Bebas Kendaraan” itu, kelompok penunggang fixie ini akan berkumpul di seputaran Bundaran HI sebelum gowes bareng. Sedangkan pada Rabu malam mereka akan kumpul bersama di Taman Menteng.
Pasang rem depan
Salah satu ciri sepeda fixie memang pada pedal yang tidak bisa digerakkan mundur dengan leluasa saat melaju. Soalnya, gir “diikat” secara mati ke as roda (hub) belakang. Jadi, seberapa kencang hub berputar, ya segitu juga kencangnya pedal berputar. Untuk menghentikan laju sepeda ya tinggal menekan pedal ke belakang alias melawan putaran kayuhan. Susah? Akan lebih susah lagi manakala sepeda melaju di turunan sebab butuh tenaga yang besar untuk melawan putaran pedal.
Sepeda fixie yang menjamur saat ini berawal dari sepeda lintasan (track bike) yang digunakan di velodrome. Di Inggris, sekitar tahun 1950-an, sepeda fixie digunakan para atlet sepeda time trial untuk melatih kayuhan karena sifat pedal sepeda fixie yang terus berputar. Kepopuleran sepeda fixie memudar ketika menjamurnya sepeda dengan banyak gir yang dapat mengakomodasi kenyamanan bersepeda di tahun 1960-an.
Pertengahan tahun 2000-an, fixie mulai naik ke permukaan, khususnya di perkotaan wilayah Amerika Utara. Populernya fixie dikaitkan dengan sepeda “pak pos” (messenger bike). Di perkotaan, mengantar dokumen menjadi persoalan terkait dengan kemacetan dan biaya parkir yang tinggi. Dengan sepeda, kemacetan bisa di-trabas dan tidak butuh biaya parkir.
Seperti disinggung di atas, kebanyakan gir fixie adalah tunggal. Namun ada juga pabrikan yang membuat sepeda fixie dengan banyak gir alias banyak kecepatan. Sturmey Archer misalnya. Di samping itu, beberapa sepeda fixie menggunakan dua gir di setiap sisi hub belakang, yang membuat pengendara memiliki dua pilihan perbandingan gir depan dan belakang. (Perbandingan gir ini akan menentukan kecepatan laju dan juga berat ringannya kayuhan saat sepeda melaju. Semakin besar gir depan dan semakin kecil gir belakang maka sepeda akan cepat melaju namun kayuhan menjadi berat).
Hub seperti itu ada yang memiliki gir mati di dua sisinya (double-fixed) atau gir mati di satu sisi dan gir hidup (freewheel) di sisi lain. Kombinasi terakhir ini disebut dengan hub flip-flop. Jika capai dengan gir mati, tinggal membalik ban belakang jadilah sepeda satu kecepatan.
Lalu, apa alasan orang menggowes sepeda fixie? Ada banyak tentunya. Bobotnya yang enteng, kesederhanaan, dan perawatan yang mudah adalah beberapa contoh alasan. Seperti yang diakui oleh Fredy, yang ikut-ikutan membangun fixie meski ternyata salah (lihat boks: “Antara ‘Doltrap’ dan Torpedo”). “Simpel dan mudah perawatannya,” begitu katanya.
Meski hanya memiliki satu gir, bobotnya yang ringan bisa menjadi kompensasi sehingga bisa melaju dengan kencang juga. Hanya saja, yang butuh perhatian saat menggowes fixie adalah pas turunan dan berbelok. Karena pedal berputar terus, bisa dibayangkan kalau pas berbelok ke kiri misalnya, posisi pedal kiri ada di bawah. Pedal yang nyangkut ke tanah bisa mengakibatkan celaka pengendaranya.
Untuk mengatasi turunan, mau tak mau harus memasang rem. Kecuali sudah jago banget. Soal rem ini sempat menjadi “pembicaraan sengit” di sebuah forum maya. Rem mana yang dipasang, alangkah baiknya kalau rem depan. Mengapa? Sebelum membaca jawaban pertanyaan ini, cobalah perhatikan kendaraan di sekitar kita. Motor misalnya, jika memiliki satu rem cakram bawaan pabrik pasti dipasang di roda depan. Begitu juga dengan mobil. Rem cakram ditaruh di depan sementara untuk roda belakang hanya digunakan rem tromol atau rem drum; dan kita tahu rem cakram lebih “menggigit” dibandingkan dengan rem tromol.
Saat kita mengerem sebuah kendaraan yang sedang melaju, titik gravitasi kendaraan itu akan berpindah ke depan. Hal ini bisa dirasakan saat kita di dalam kendaraan yang direm mendadak, tubuh kita akan terdorong ke depan. Akibat berpindahnya titik gravitasi itu, maka roda bagian belakang terangkat. Untuk kendaraan berat tentu tidak kentara. Berbeda dengan sepeda.
Nah, apa gunanya mengerem roda belakang yang kehilangan daya gigit ke permukaan? Dengan mengerem laju roda depan, maka kendaraan pun akan lebih cepat berhenti. Kalaupun ada rem belakang, maka porsi pengereman pun tetap lebih banyak untuk rem depan. Ada yang menggunakan rumus 75-25 (75% pengereman roda depan, dan 25% roda belakang) atau 60-40 (60% rem depan, 40% rem belakang).
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, maupun Australia, setiap sepeda wajib memiliki rem jika digunakan di jalan raya.
Hati-hati, dengkul bisa cedera
Untuk memperoleh sepeda fixie kita bisa beli jadi atau membangun sendiri. Masing-masing ada plus-minusnya. Beli jadi selain mahal belum tentu sesuai selera. Sementara kalau membangun sendiri biaya bisa kita kontrol, asal sedikit sabar dalam berburu komponen-komponennya.
Kalau mau lebih murah lagi menggunakan komponen-komponen bekas. Hampir semua teman saya yang membangun sepeda fixie menggunakan frame (rangka sepeda) lawas.
Karena sepeda fixie lebih ditentukan pada sistem penggeraknya, maka tak ada rumus baku untuk rangka fixie.
Maksudnya mau menggunakan rangka balap silakan, mau rangka sepeda gunung (MTB) boleh. Bahkan ada yang memodifikasi dari rangka sepeda ceper (low rider). Berbeda dengan jenis sepeda lainnya yang justru perbedaannya terletak pada rangka sepeda. Rangka sepeda gunung tentu berbeda dengan rangka sepeda balap, misalnya. Bahkan ada bengkel yang siap membikinkan rangka fixie dari besi. Berat memang.
Bagi yang ingin membangun sendiri fixie-nya, ada baiknya menyimak acuan yang disampaikan oleh Rangga Panji (moderator forum “Singlespeed dan Fixie” sepedaku.com) di situs hai-online.com. Acuan itu ada tiga: ringan, kuat, dan murah. Sayangnya, kita hanya bisa memilih dua dari tiga kata tadi. Kalau memilih kuat namun ringan, jatuhnya akan mahal alias tidak murah. Atau kalau memilih kuat tapi murah, sudah pasti enggak enteng. Mau enteng dan murah, ya tidak kuat. Pilihan kembali kepada Anda dan Mbak Dana (maksudnya uang yang tersedia).
Pada beberapa kasus, rangka bekas tadi tidak dipertahankan utuh. Banyak yang merekacipta lagi sehingga bentuknya lebih bagus. Seperti toptube (planthangan kalau orang Jawa bilang) yang dibikin pipih, tidak membulat seperti aslinya. Agar tampil menarik, warna-warna centil pun dibalurkan ke tubuh fixie. Bahkan rantai dan jari-jari pun sekarang sudah ada yang menyediakan dalam warna tak umum. Ada yang warna kuning, merah, hijau, atau biru. Jika tidak ada yang sesuai, ya langsung dicat saja sekalian bersama rangkanya. Biar senada dengan komponen lainnya.
Semaraknya sepeda fixie bisa dilihat di salah satu bengkel yang berada di bilangan Kebayoranlama, Jakarta Selatan. Bengkel yang dulunya menangani pengecatan motor Vespa dan pembuatan pagar besi itu kini kebanjiran order membikin sepeda fixie. Pemilik bengkel mengakui banyak order merakit fixie sampai butuh waktu semingguan sampai orderan kita selesai dikerjakan.
Tak hanya mengecat ulang dan membikin fork ala fixie. Merombak total sebuah rangka pun dikerjakan. Bahkan sebuah rangka Federal lama dipotong bagian top tube, down tube, dan seat tube (bagian segitiga depan) dan diganti dengan besi pipih. Rangka asli hanya tersisa di bagian belakang yang menjadi dudukan roda belakang. Kesannya menjadi kekar.
Jika fixie sudah jadi atau terbeli, saatnya menggowes. Pertama tentunya kagok sebab kaki tidak bisa istirahat mengayuh. Mengerem dengan melawan putaran pedal juga bukan perkara mudah. Butuh fisik dan dengkul yang kuat buat ngerem sepeda fixie. Jika sudah mahir, fixie bisa dihentikan dengan model selip (skid stop). Yang jelas, kudu diingat bahwa mengerem menggunakan kaki bisa menyebabkan dengkul cedera. Jangan sampai mau gaya tapi malah celaka!
Siap ber-fixie?
Antara “Doltrap” dan Torpedo
“Doltrap” (bahasa Belanda doortrap) dan torpedo sering dikacaukan saat berbicara sepeda fixie. Sama-sama menggunakan kaki untuk menghentikan laju sepeda, torpedo lebih “manusiawi” dibandingkan dengan “doltrap”. Soalnya pada torpedo pedal tidak berputar terus seiring dengan putaran as roda belakang. “Doltrap” inilah yang dimaksud dengan sepeda fixie dan umum digunakan pada kendaraan becak.
Jika “doltrap” pedal berputar seirama dengan as roda belakang, tidak begitu dengan sistem torpedo. Torpedo masih bisa jeda mengayuhnya meski as roda belakang berputar. Hanya saja, ketika pedal dikayuh ke belakang, sekitar tiga kampas rem yang berada di dekat silinder jari-jari akan mengembang sehingga laju sepeda pun melambat. Torpedo disebut juga rem kaki karena untuk memperlambat laju sepeda menggunakan kaki. Sebenarnya ini nama merek, berhubung sudah begitu terkenal menjadi nama generik untuk rem kaki. Ya mirip dengan kodak untuk menyebut kamera.
Sepintas, sepeda single speed yang menggunakan sistem torpedo mirip dengan fixie. Setelah dikayuh baru ketahuan mana yang fixie. Hal inilah yang dialami Fredy. Merasa membangun sepeda fixie ternyata sepeda single speed yang terbentuk.

http://fixiethistory.wordpress.com/

SEPEDA FIXIE, KESEDERHANAAN YANG UNIK


Fixie BikeFixie Bike
Bersepeda sedang naik daun sekarang ini. Dalam era serba bermotor saat ini, ternyata keinginan untuk bersepeda justru sedang tinggi-tingginya. Toko-toko sepeda pun tidak sepi pelanggan. Sepeda yang dijual laris manis bak kentang goreng, bahkan ada yang kehabisan stok. Sepeda-sepeda yang dijualpun beragam, dari Mountain Bike(MTB) dan yang menjadi trend adalah si “SELI” A.K.A sepeda lipat. Fenomena bersepeda yang cukup menarik dan patut didukung untuk mengurangi polusi. Setelah Sepeda Seli ini, ada lagi muncul jenis sepeda baru yang mulai banyak digunakan oleh para goweser, terutama saat Car Free Day di Renon. Sepeda tersebut adalah sepeda jenis Fixie atau sering disebut dengan jenis Fixed Gear. Sepeda ini datang dengan kesederhanaan dan dengan tampilan unik yang biasanya dibuat ngejreng. Tidak ada kabel-kabel yang melintang kecuali kabel untuk Rem Depan. Apa dan bagaimana sepeda fixie itu ??? berikut penjelasan singkatnya.
Kata Fixie berasal dari kata Fixed Gear. Apa itu Fixed Gear? Fixed Gear ini adalah, gear belakang yang dibikin mati dengan hub(as) roda belakang. Jadi pedal sepeda akan ikut berputar saat roda perputar. Untuk mengerem atau mengurangi laju sepeda, cukup dengan menahan putaran pedal ke arah belakang(untuk yang tidak menggunakan rem depan). Dulu sering disebut dengan Doltrap. Dan sebenarnya ini lah hal utama yang membedakan sepeda fixie dengan jenis sepeda lainnya. Jangan salah pengertian dengan Torpedo. Kalo torpedo adalah pedal masih bisa berhenti mengayuh saat roda belakang berputar. Persamaannya, untuk mengerem sama-sama dengan menekan pedal sepeda ke arah belakang. Banyak yang salah pasang gear ini sehingga keinginan membuat sepeda fixie justru malah jadi sepeda single speed dengan torpedo. Untuk speed sendiri kebanyakan menggunakan single speed, sehingga sepeda fixie akan memberikan kesan sederhana baik dalam tampilan karena tidak adanya kabel-kabel gear speed yang melintang dan mekanik gear yang membikin menjadi rame. Dan juga kemudahan perawatan.
fixie bikefixie bike
Nah, hal lain yang mencirikan sepeda fixie adalah pada frame. Sebenarnya tidak ada aturan baku untuk frame ini, ada yang menggunakan frame MTB,bahkan frame low rider. Namun kebanyakan adalah menggunakan frame sepeda balap kuno, dengan fork(garpu depan) yang pipih. Mungkin menggunakan sepeda balap, tampilan akan lebih minimalis dan ramping. Frame bisa dipilih dari yang besi maupun yang alumunium biar lebih ringan namun harga lebih mahal. Warna frame body pun dicat lebih genjreng(ini juga menjadi daya tarik sendiri untuk sepeda fixie) seperti putih, merah,kuning, hijau dan lain-lainnya. Untuk stang sendiri tidak lagi menggunakan stang model tanduk domba, kebanyakan menggunakan model stang lurus seperti model MTB. Untuk roda dan ban sendiri, menggunakan ban tipis dengan lingkar ban yang besar biasanya yang 27″. warna ban dan velg pun dipilih warna-warna yang genjreng juga, putih, merah, kuning,dllnya. Sadel, dipilih sadel yang model tipis/langsing agar sesuai dengan frame. Sadel dipilih sesuai selera dan kenyamanan dalam bergowes. Warna pun dipilih yang genjreng. Untuk biaya memiliki fixie ini dapat relatif lebih murah apalagi kalau kita merakit sendiri, dan lebih bersabar dalam memburu komponen-komponennya. Nah komplit sudah mengenai bentuk fisik dari si FIXIE ini. Calon Keong Racun untuk para goweser.
Yang perlu diperhatikan lagi saat bergowes dengan si Fixie ini adalah, keamanan, kenyamanan, dan sejenisnya. Kenapa, karena saat mengayuh sepeda fixie ini, pedal akan terus berputar saat roda belakang berputar. Terutama saat jalan menurun, harus pandai-pandai mengatur pedal dan putaran roda. terlebih lagi tidak menggunakan rem depan. untuk keamanan ini maka sebaiknya menggunakan Rem depan. Selain itu saat jalanan berbelok dan menurun dapat dibayangkan jika pedal pada saat berbelok ada diposisi bawah, dapat menyebabkan benturan dengan badan jalan. Kemungkinan cidera akan semakin besar terutama pada dengkul, karena harus menahan putaran roda belakang untuk mengurangi laju sepeda. Jangan sampai mau bertrendi ria dan bergowes malah menjadi cidera. Kita harus membiasakan diri dulu menggunakan sepeda fixie ini sebelum menggunakannya untuk medan yang berat. Selamat bergowesss….

http://fixiethistory.wordpress.com/

LET’S RIDE FIXIE BIKE!


Tinggalkan sejenak motor dan mobil kita. Let’s then ride with Fixie Bike, guys!
Foto: Rendy

Belakangan ini, banyak yang mulai beralih mengendarai sepeda. Saban pagi dan sore pas jam pulang kerja, di padatnya kemacatan kota, ada aja satu sepeda yang nyempil ikut kena macet. Salah satu sepeda adalah track bicycle (sepeda balap) yang digunakan pada jalur Velodrome. Karena sepeda jenis ini simple dan mudah digunakan, sepeda ini juga digunakan oleh para bike messangers untuk mengantar pesan di Amerika.
Guys , meet Fixie Bike. Sebuah sepeda dengan bentuk basic frame yang diambil dari sepeda balap, namun terdapat modifikasi dibeberapa bagian. Seperti pada bagian gear belakang dan depan yang diganti dengan menggunakan single speed .
Berbeda dengan sepeda yang biasa kita temui, di mana menggunakan mekanisme gear Free Wheel , sepeda satu ini menggunakan Fixed gear (gir paten/mati) pada bagian belakang yang dibaut langsung pada hub roda belakang. Dengan begitu, jika roda sepeda berputar, pedal akan terus berputar dan tidak bisa ditahan. Nggak heran, sepeda satu ini juga bisa jalan mundur lantaran bisa digoes mundur.
Pengeremannya juga unik, cing! Soalnya, sepeda satu ini nggak pake kabel rem yang menghubungkan rem depan dan belakang dengan tuas rem di setang. Dan bukan juga menggunakan model rem Torpedo yang ngerem dengan cara mendorong pedal ke arah belakang.
Hah? Terus ngeremnya gimana dong?
Jawabannya, cukup dengan menahan sang pedal sampai laju sepeda dapat berhenti. Otomatis, kekuatan kaki juga jadi diuji. Susah?
“Justru di sini letak ciri khas Fixie Bike. Sepedanya jadi terlihat lebih simple dan minimalis. Tapi buat yang mau pake rem tangan juga nggak apa-apa kok,” jawab Rangga Panji, sang pencetus perkumpulan Fixie bike di kota Jakarta.
Keunikan juga terjadi pada jenis setang yang digunakan pada sepeda Fixie. Meskipun berasal dari sepeda balap, setangnya bukan bermodel tanduk domba, boy! Tapi menggunakan setang lurus yang dipotong lebih pendek. Dengan begitu, sang pengendara akan lebih gampang untuk nyelap-nyelip di padatnya kemacetan kota.
PICK TWO OUT OF THREE
Ngendaraain Fixie Bike emang udah jadi gaya hidup beberapa orang belakangan ini. Mulai dari pegawai negeri, swasta, wiraswasta, sampe kalangan selebritis. Mereka mengandalkan sepeda fixie sebagai sarana untuk sekedar commuter (berpergian dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam kota) atau bahkan sebagai moda transportasi lain sebagai penghubung. Contohnya, ada yang dari rumah ke stasiun, lalu dari stasiun dia naik kereta sampe stasiun terdekat dari tempat tujuan. Nah, pas sampe, sepeda akan kembali digunakan untuk mencapai tempat yang dituju.
Sampai saat ini sendiri di berbagai kota besar, udah bertebaran komunitas-komunitas pecinta fixie bike yang tiap minggu pasti ngumpul untuk sekedar sharing dan bersilaturahmi satu antara lainnya.
Otomatis, dengan maraknya penggunaan Fixie, juga menarik perhatian brand-brand sepeda terkenal untuk memproduksi jenis sepeda satu ini. Bahkan, beberapa produk terkenal seperti Nike, Supreme, Intersection, Alife, DC, rebel, dll sebagai pendukung iklan mereka.
Dan akhirnya, sekarang banyak yang menggunakan sepeda satu ini. Ada yang beli jadi, dan ada juga yang custom, alias ngebangun dari awal.
“Untuk ngebangun Fixie bike dari awal sebenernya gampang kok. Kita tinggal cari aja rangka sepeda balap bekas, terus pasang gear yang single speed, lalu merubah cara mengait rangka ke axle bits. Atau kalo mau langsung rangka fixie, kita bisa beli on-line lewat e-bay.” jawab Rangga Panji.
Yap! Ngerakit sendiri emang jadi solusi untuk lebih meminimaliskan budget. Soalnya, kalo beli jadi, harga Fixie bike berkisar antara 2 – 6 juta rupiah. Sedangkan kalo ngerakit sendiri, kita bisa menyesuaikan budget dengan part sepeda yang akan dipakai. Dari mulai Gear, rangka, pedal, rantai, ban dan pelek, dsb.
Harga spare-part sendiri beragam. Tergantung sama bahan baku yang dipakai dimana akan berdampak dengan kualitas sepeda. Ada filosofi yang bisa dijadiin acuan kalo minat untuk beli atau ngerakit sendiri sepeda Fixie.
“Ada tiga acuan: Light, Strong dan cheap. Kita harus milih dua diantara tiga. Kalo Strong dan light , udah pasti nggak cheap . Atau kalo pilih strong dan cheap , udah pasti nggak light . Begitu juga kalo kita pilih light dan cheap , udah pasti nggak strong ,” papar Rangga Panji yakin
Last , jangan pikir lantaran mengandalkan single gear, sang pengendara nggak bisa freestyle. Soalnya, banyak gaya yang bisa di freestyle atau nge-trick macem gaya bunny hop , wheelie , manual, 180, sampe flat 360. Mantab!
Gimana, guys ? Are you ready to ride fixie bike ?
sumber http://fixiethistory.wordpress.com/2010/11/12/let%E2%80%99s-ride-fixie-bike/  


Sesuai judulnya ane mau ngebahas tentang fixed gear yang lagi menjamur di indonesia khususnya di kota-kota besar.

Pada prinsip sepeda Fixie adalah sepeda dengan ‘gear mati’ alias Fixed Gear alias tidal free wheel..
Base sepeda ini menggunakan rangka sepeda balap (road bike) dan simple, tanpa gear shift bahkan handle brake (rem).

Sepeda fixie adalah sepeda yang digunakan kaum pengantar pos/koran/majalah, yang biasa dikenal dengan kurir di wilayah kelahiran saya di Amerika sana, persisnya di New York.
Mereka mengalami masalah lead time pada saat mendeliver paket mereka karena kondisi kota New York yang begitu padat.
Makanya mereka memilih sepeda sebagai altrernative, dan hasilnya memuaskan dengan lead time delivery berkurang dan pengiriman yang jauh lebih cepat.

Fixie Bike, yang menggunakan Fixed Gear, akan membuat ayunan pedal terus berputar seiring dengan perputaran roda belakang, sehingga untuk melakukan pengereman, maka si pengendara harus mengurangi putaran pedal dengan cara gaya melawan arah putaran pedal.. atau biasa di sebut dengan sistem ‘door trape’..

Kalau kepingin mudah ngebayaginnya, om dan tante bisa membayangkan teori ayunan pada becak..

Hal ini sangat berbahaya untuk orang yang tidak terbiasa, karena pada saat melewati jalan menurun, maupun berbelok, pedal akan terus berputar dan laju sepeda akan terus melaju dengan kencang. (biasanya perbandingan gigi (gear ratio) depan dan belakang juga besar).

Tapi untuk yang penasaran untuk kepingin punya fixie, sekarang ada alternative, seperti :

a. Biasanya untuk mensiasati penggunaan gear door trape , juga dipasangkan gear free wheel, jadi pada hub belakang ada dua gear di kanan dan kirinya.



Satu sisi untuk sistem door trape, sisi lain untuk free wheel

Jadi kalo mau nyaman dan aman, tinggal dibalik aja bannya,,….asalal jangan lupa, sebaiknya juga pake ban luar dengan sistem “all direction”

b. Bisa ditambahkan dengan rem depan saja,…(ingat sepeda fixie adalah sepeda yang simple…jadi nggak banyak assesoris)

Kenapa rem depan saja?, karena rem depan lebih akurat dan cepat untuk memperlambat laju sepeda, selain pada saat kita melakukan rem depan, otomatis berat tubuh akan terdorong ke depan sesuai dengan hukum alam kelebaman. Jadi titik tumpu akan condong ke arah depan, sehingga lebih efektif meredam gaya yang ke arah depan.

sumber kaskus.us